Senin, 25 Mei 2015

Move On (I)




Hi! Gue mau sharing nih ke kalian, buat kalian yang waktu Roadshow Double Player di Jakarta nggak sempat datang, gue mau berbagi info di sana membahas apa aja, nih, dan bahasan Oka & Satria mengenai Move On.

Tapi, saat sesi tanya-jawab gue hanya kasih tau kalian jawaban dari Oka & Satria aja, ya, pertanyaannya nggak gue sebutin. Masalahnya waktu sesi tanya-jawab temen gue cuma nge-videoin pas Oka & Satria jawab doang dan sepertinya... Itu cuma setengah. Dan yang juga jadi permasalahannya Pertanyaannya panjang-panjang.

Jadi, waktu itu gue sampe di Kalibata City jam 2 pas! Gue sama temen gue: Riri. tadinya sempet bingung pas tau Roadshownya itu bukan di toko bukunya. Hahaha tapi yaudahlah. Gue sama 2 temen gue duduk di bangku yang sudah tersedia. Gue sama Riri duduk paling depan, sedangkan temen gue (cowok) duduk di belakang kita. Lo tau? Di sebelah gue ada 2 orang cewek yang ternyata mereka datang jauh-jauh dari Banten buat ketemu Oka & Satria. Camkan Banten coy!

"Kak, ke sini naik apa tadi?" Gue yang keponya kumat bertanya ke-dua orang yang dari Banten itu, mereka lebih tua dari gue. Gue sama temen-temen gue sebelumnya udah kenalan gitu pas baru dateng. Namanya Vidella & Yuli.

"Naik Bus tadi, dek."

Gue sama temen-temen gue langsung takjub sama kedua cewek yang nekad itu.

"O,ya, Satria udah dateng, lho. Tadi kita lihat dia lagi makan di JCO, terus nggak lama dateng cewek, gitu." Kita yang tadi nya udah nggak berbeo dan lagi sibuk sama hp masing-masing langsung nengok ke kaka itu.

Satria sama cewek guys! Hahaha. Hayolo siapa itu cewek? Hahaha *kompormeledug*

"Serius? Satria udah dateng? Kok, cepet banget, kan, acaranya mulai jam 4 sekarang baru jam 2an." gue shock nggak jelas dan sekilas melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiri.

"Oka udah dateng belum?" Riri langsung nimpalin padahal pertanyaan gue belum di jawab sama kaka tadi. Temen gue yang cowok mah diem aja.

"Serius, tadi kita samperin dia terus beli minum gitu padahal lagi nggak haus. Katanya Bang Satria, dia tadi lagi ada acara jadi langsung. Oka belum dateng, kok, tungguin aja di sini kita liat pintu masuk pasti nanti Oka lewat situ kok"

O, ya tadinya gue sama Riri sempat pura-pura lewat Jco, siapa tau aja gitu kan ada Satria yang masih di sana, ternyata harapan ya tinggal harapan. Satrianya udah menghilang. Hahaha.

Kita lagi ngobrol-ngobrol gitu ngebahas tentang Oka & Satria, karna posisi tempat duduk tamu yang langsung berhadapan dengan Pintu Masuk, jadi mata gue selalu terarah kesana.

Mata gue menangkap sosok lelaki berbaju kotak-kotak berwarna coklat, berlengan panjang, bawa tas, rambutnya pun selalu berdiri, dia lagi di escalator. Oka.

"Eh, itu Oka bukan sih?" ternyata Yuli juga melihat ke arah Oka.

Gue berempat langsung salah tingkah, ragu mau nyamperin atau nggak, Riri udah heboh nggak jelas. Hahaha. Gue dengan sok-nya berdiri dan langsung menghampiri Oka yang lagi mau menuju ke arah Stage, mereka bertiga akhirnya ngikutin gue.

Tau nggak? Gue berempat berderet kayak orang lagi menyambut pejabat. Begitu, Oka lewat depan kita, sama sekali nggak ada yang manggil Oka, cuma ngeliatin kayak orang bego.

"Okaaa...." Riri dengan suaranya yang sok imut manggil Oka.

"Eh?Hai...." Oka melambaikan tangan ke arah kita.

Awkward banget, gue pun baru kali ini nggak berani manggil, biasanya kalau gue ketemu idola sendiri langsung manggil, tapi pas Oka malah sibuk ngeliatin sampe nggak berani buat manggil. Bahahaha.

"Bang, boleh minta foto?" Akhirnya gue memberanikan diri, setelah tadi nggak berani panggil dia.

"Tapi, nanti ya, mau makan dulu." Setelah itu Oka langsung pergi dan dia terburu-buru, guys!

"Oka cakepan aslinya, padahal di foto mah biasa aja."

"Iya, Oka cakepan aslinya."

"Yaallah, Oka ganteng banget. Subhanallah."

Wahahaha sorry bang, tapi asli mereka emang ngomong gitu, kok._.v

Lagi nunggu acaranya yang belum juga mulai, pandangan gue ke mana-mana mencari Satria karna emang gue belum ketemu dia. Pas temen-temen gue lagi pada asik ngerumpi, gue nggak sengaja ngelihat ke salah satu toko yang dekat dengan tempat gue lagi duduk.

Sekilas orang yang baru masuk toko tersebut kayak gue kenal, mulai dari postur tubuhnya, kacamatanya, model rambutnya.

"Eh, tar dulu deh, gue mau nanya tadi Satria pake baju warna apa deh, ka?" Mata gue terus menuju ke arah toko tersebut.

"Merah, gitu."

"Ri, lihat deh ke toko itu. Satria bukan sih?" walaupun mulut gue bercuap tapi mata gue tetap terfokus ke sana.

"Mana Sas?"

Gue berempat menengok ke arah toko itu dan gue kenal dua orang yang keluar dari toko itu.

"Itu Satria...." Refleks gue teriak beberapa orang yang sudah datang langsung ikut melihat arah pandangan gue dan di belakang Satria ada orang yang tadi gue lihat. "Iya, itu Satria. Belakangnya aja ada Oka."

Oka & Satria tidak hanya berdua saja, ada beberapa orang juga yang sepertinya itu teamnya.

Tepat pukul 16:00 Acara dimulai, MC membagikan hadiah untuk orang yang membawa novel terbanyak (Novel Oka & Satria)

Selesai membagikan hadiah, MC memanggil Oka & Satria untuk naik ke Stage. Dan Satria memperkenalkan dirinya sebagai Zayn Malik. Gile nggak tuh? Hahaha.

"Oka, kalau menurut lo, Move on itu apa, sih?" MC memulai bahasan.

"...Nah! pada akhirnya gara-gara gue merasa move on seperti air, sepele, tapi selalu ada di kehidupan kita. Jadi, gue memiliki filosofi bahwa move on itu seperti air, yaitu gimana caranya itu tuh cuma soal kita membiarkan itu mengalir atau tidak, itu aja." Oka mengungkapkan tentang Move on.

"Oke, kalau menurut Satria, move on itu apa, sih?" Sang MC menanyakan kepada Satria yang duduk bersebelahan dengan Oka.

"Kalau Oka penjelasan tentang Move on nya panjang banget, ya, Kalau gue sih move on, habis putus punya pacar lagi. Udah gitu, lho, gue nggak usah terlalu penting move on bla-bla-bla, mengalir-mengalir nggak usah. Punya pacar lagi, itu move on bagi gue." Satria mengungkapkan tentang Move on.

"Lo udah move on, belum?" MC menanyakan kepada Satria.

"Setengah, mungkin. hampir."

"Lo beloman jadinya?" tanya sang MC lagi

"Ha?"

"Belom move on?" Ulang sang MC

"Gue udah, tapi tempat move on-nya belom ketemu." jawab Satria

Gue bersedia bang jadi tempat move on lo hahahaha.

"Kalau menurut Oka, balik ke Oka lagi, menurut lo lebih penting mana, Move on lama atau bentar-bentar Move on?"

"Ngomongin move on itu punya pacar  lagi, Gue cerita sama lo, Sat," Oka menepuk pundak Satria

"Okey," sahut Satria

"Yang punya pacar aja ada, lho, yang belum move on." Lanjut Oka

"Eh, tar dulu deh, gue kalau dari samping yang megang kamera, gue keren nggak? " Satria menunjuk temen gue yang megang kamera sambil bergaya-gaya. Kocak asli.

"Nggak, gue nggak enak gitu masa gue miring-miring begini kayak di angkot. Gue enakan di sini." Satria pindah tempat duduk menjadi berhadapan dengan Oka. "Nggak, gue nggak mau sebelahan sama dia, gue benci sama dia." Satria menunjuk-nunjuk Oka. Hahaha.

"Ehm, pertanyaan dari Galih tadi, menurut lo, gue bagusan move on cepat atau lama gitu, ya?" Oka bertanya kepada Galih yang notabene-nya MC.

"Menurut gue, ya... Kenapa harus ditunda-tunda, gitu, gue orangnya realistis, kalau udah tidak bisa bersama yaudah, gitu," Lanjut Oka

Galih beranjak dari tempat duduknya. "Tapi nih, tapi, nih, ya, gue nggak enak banget di apit sama dua orang, hahaha."

"Ini ada bantal nggak ada selimutnya." canda Satria sambil membenarkan letak bantal sofa.

"Ya, tapi nih Oka, kalau menurut lo move on itu nggak usah ditunda-tunda. Tapi lain lagi, nih, sama temen kita yang satu ini, nih. Dia sebenernya udah putus, udah bisa buat cari pacar lagi, tapi dia nggak move on-move on, nih, kenapa nih, kenapa coba, coba sat lo kasih alasan kenapa lo masih jomblo?"

"Nggak, kadang kalau kita putus itu, harus pelan-pelan membersihkan luka lama, ya, kadang tuh kita terlalu egois, kita tuh kalau abis putus mau cepet-cepet move on. Harusnya lama aja, gapapa, itu apa itung-itung evaluasi karena nggak semuanya putus gara-gara pacar kita..."

"Gara-gara diselingkuhin." celetuk Oka yang membuat penonton heboh dan Satria senyum-senyum. Hahaha.

"Kadang kita nggak pernah mau mengakui ada bagian kesalahan dari kita. Itu yang menjadi penyebab dari  putus, gitu, ya, bagi gue pelan-pelan aja, sih, gapapa ya..."

Oka berdiri dari tempat duduknya,  "Tunggu, tunggu dulu." Oka berjalan maju dan menunjuk salah satu ibu-ibu yang duduk di tengah-tengah. "Ini ada ibu-ibu di tengah-tengah kita, saya mau nanya, nih, bu. Ibu udah move on?" 

"Ntar ibunya nanya, Dek move on apa ya dek?" Lanjut Oka membuat semua orang  tertawa. "Bu, terimakasih bu udah lihatin kita." Oka kembali duduk di tempatnya.

Satria beranjak dari tempat duduknya. "Hm, lo pasti pernah denger kan, yang namanya Masa Idah. Kalau orang habis cerai pasti masih ada masa idah 3 bulan. Lo bayangin, agama aja menganjurkan kita buat move on pelan-pelan. Masa idah itu, masa-masa buat menghilangkan perasaan sakit atas suami dan itu udah diatur dalam agama, gitu, ya. Kenapa kita sebagai rakyat biasa, aaasik.... Cuma mempercayai agama, kita mendahului agama, iya nggak sih? Iya kan, masa idah."

Dan sepertinya Oka mulai gereget dengan Satria, ia beranjak dari tempat duduknya, "Lo bilang tentang Agama. Tapi ketika lo pdkt sama cewek, lo nggak berani minta izin sama bokapnya buat ajak jalan." Oka sampai turun dari stage guys! Hahahaha.

Semua tertawa dan sepertinya Satria kehabisan kata-kata untuk melawan Oka, dia hanya senyum-senyum.

"Gimana menurut lo, Sat? Lo tadi udah bawa-bawa agama dengan soal move on harus lama-lama sesuai dengan masa ida, tapi menurut Oka nggak kayak gitu," Galih kembali bertanya.

"Nggak, gini, bagi gue tuh perkara move on itu juga gue nggak mau menyakiti mantan. Kalau, kita move on cepet pasti mereka mikir yang aneh-aneh 'Jadi, lo selama ini sama gue nggak punya perasaan apa-apa?' gue nggak enak gitu ya, masa gini kalo misalnya mantan lo lagi kesel gitu ya, itu bakal bahaya buat kita sendiri. Misal kalo mantan lo Hacker , kalo dia kesel lo di hack ya, kan? Kalo mantan lo mba-mba yang tukang  ngomong di stasiun, lo pernah denger nggak?"

Hahaha gue setuju banget sama lo bang Satria karna gue pun juga gitu kalo liat mantan yang gampang move on bhaaak.

"Eh, siapa yang di sini naik kereta? Biasanya kalo di setiap stasiun ya, biasanya gini, disebutin namanya, Stasiun pasar minggu ya, kan? Stasiun kalibata, lo bayangin kalo dia kesel sama mantannya. Stasiun Pasar Minggu Baru, mba-mbanya bilang Stasiun Pasar Minggu Baru itu mba-mbanya santai aja, ya, kan. Coba kalo dia sinis, Stasiun Pasar Minggu Baru, Ciyeee baru yang lama di ke manain? Kan nggak enak." Lanjutnya.

Galih melihat ke arah Oka. "Gimana, ka?" 
"Iya, lo bilang kalo move on harus lama karna lo menghargai mantan lo, iya, nggak?" Oka bertanya kepada Satria.

"Dia laganya tua banget, lho." Satria menunjuk-nunjuk Oka.

"Pantesan gua, gua tau ya beberapa mantan dia, gue coba check. Pantesan  isinya ngehina-hina dia semua 'Kasian deh, nggak bisa move on dari gue, jomblo nggak laku,ya?' itulah akibatnya kalo move on lama-lama. Susah." Kata Oka.

"Move on itu, ngapain sih lama-lama move on. Move on ini enakan juga abis putus, luka itu bukan buat di nikmati gitu ya, biarin aja luka berjalan kemudian udah langsung bangkit lagi, cari pacar lagi, ya nggak sih?" Galih pun menimpali.

"Gini kalo yang namanya abis putus ya, itu semuanya yang kendaliin emosi ya, lo pasti pernah dengar ya dari ibu-ibu atau dari ibu sendiri," Satria menunjuk ibu-ibu yang ditunjuk Oka tadi. "Pernah bilang, Dek kalo milih barang itu dari hati ya nggak sih? Nggak mungkin pilih barang pake emosi..."

Oka langsung beranjak menghampiri Satria dan menepuk pundaknya. "Masa pake hati, kalo gue pilih-pilih buku." Oka memperagakannya dengan lutut yang ditekuk, dada yang di busungkan ke depan. 

Semua mata tertuju pada Oka dan pada tertawa melihat tingkah Oka.

"Pilih barang pake hati, kalo pake emosi ujung-ujungnya kepikiran dengan kita lama, kita pake hati. O, yang ini kayaknya yang cocok, jadi kita dengan pake hati, kita mikir. Kita nggak akan lagi kejadian-kejadian yang sebelumnya bakalan terulang kalo pake hati. Makanya move on itu jangan lama-lama...."

Kriiiik

Kriiikk

Semua terdiam karna merasakan ada yang mengganjal dengan kata-kata Satria. Hingga Satria menyadarinya. "Eh, jangan lama-lama. Jangan cepet-cepet. Hahaha."

Sontak semua meneriaki Satria dan Oka langsung menyerang Satria, "Soal hati keluar begitu saja tanpa di sadari." kata Oka.

"Siapa yang di sini team move on cepet, siapa? Coba angkat tangannya, dong, team move on cepet." Galih melihat ke arah penonton. "Team move on lama, mana team move on lama?"

"Di sini yang cepet atau yang lama nggak ada, karena mereka semua menolak move on." sahut Oka

Yang selanjutnya gue akan bahas masalah sesi tanya-jawab.
Maaf kalau ada kata-kata yang salah, maklum saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah. Cielah;3

Mau jadi pengarang? Tak ada jalan lain kecuali membaca, membaca, membaca terutama karya para sastrawan terkemuka dan menulis, menulis, menulis. Ikut workshop hanya penunjang, begitu pula teori-teori itu, komunitas untuk mengingatkan tekad, saling menyemangati, berbagi pengalaman. Tak seorangpun bisa menjadikan dirimu sebagai penulis/pengarang kecuali dirimu sendiri. — Helvy tiana rosa.

2 komentar: